I.
Penyakit
Sosial Sebagai Akibat Penyimpangan Sosial Dan Upaya Pencegahannya
Kita tentunya menginginkan suatu kehidupan yang
harmonis, selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi,
di kehidupan masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini, hal tersebut
sangatlah sulit dijumpai. Bahkan dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat yang
harmonis dan selaras tersebut hanyalah sebatas angan-angan belaka, karena
tindakan penyimpangan sosial pasti selalu ada, meskipun bentuk penyimpangan
yang terjadi tersebut sangat kecil atau ringan. Sebagai contoh dalam kehidupan
sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu lintas,
berbagai tindak kejahatan, dan lain sebagainya. Berbagai bentuk penyimpangan
sosial dan upaya pencegahannya dapat kalian pelajari pada pembahasan berikut
ini.
Perilaku
Penyimpangan
Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua
bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku
penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat.
Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak
menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang
dilakukan secara sadar ataupun tidak.
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi
oleh hal-hal berikut ini:
a.
Tidak mempunyai seseorang sebagai
panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi
yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik
ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan
sebagainya.
b.
Pengaruh lingkungan kehidupan sosial
yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan,
seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c.
Proses bersosialisasi yang negatif,
karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman,
pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d.
Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak
yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan
anarkis.
Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku
penyimpangannya.
a.
Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1) Penyimpangan primer
Penyimpangan primer disebut juga
penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa
dirinya melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak secara
terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang
lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun
balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer),
maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh
masyarakat.
2) Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder disebut juga
penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang
secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai
sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan,
perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain,
sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
b.
Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1)
Penyimpangan individu (individual deviation)
Penyimpangan
jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya
seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap
individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak
yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku
yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti
pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2)
Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan
jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan
tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu
geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun
pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena
kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah
sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang
dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak
melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan
kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3)
Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan
campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan
berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain,
sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh
penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun
demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
3. Sifat-Sifat Penyimpangan
Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat positif dan yang
bersifat negatif.
a.
Penyimpangan yang Bersifat Positif
Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu
bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap dirinya
maupun masyarakat. Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga
dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih belum umum atau
menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, pada masyarakat yang masih
tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas atau menjalin profesi yang umum
dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap,
sopir taksi, anggota militer dan lain-lain oleh sebagian orang masih dianggap
tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu emansipasi wanita.
b.Penyimpangan
yang Bersifat Negatif
Penyimpangan
yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada
tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan
juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau
nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan
dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh
penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi,
dan sebagainya.
II.
Berbagai Penyakit Sosial dalam Masyarakat
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk
penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan
menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk
penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat
bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat.
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol
lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat
dikategorikan sebagai minuman keras dan itu diharamkan (dilarang)
penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu
bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada
dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau kesehatan di
bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat
jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau minuman
tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat
bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman
tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi
secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan.
Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai
penyakit masyarakat. Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada
dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia
akan kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali
melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman
keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak
konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian
jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat
meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek
samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan
medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan
medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena
narkotika memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara
waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di
bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat
bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek
ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara
sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan,
ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak
sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh
zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotika.
a.Heroin
Heroin adalah jenis narkotika yang sangat keras dengan zat adiktif yang cukup tinggi dan bentuk yang beragam, seperti butiran, tepung, atau pun cair. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang telah kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit disertai kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.
Heroin adalah jenis narkotika yang sangat keras dengan zat adiktif yang cukup tinggi dan bentuk yang beragam, seperti butiran, tepung, atau pun cair. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang telah kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit disertai kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata berair, kehilangan nafsu makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh (dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak disalahgunakan dalam masyarakat adalah putauw.
b.Ganja
Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan diantaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut jantung, gelisah, panik, depresi, serta sering berhalusinasi. Para pengguna ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara dihisap seperti halnya tembakau pada rokok.
Ganja mengandung zat kimia yang dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan diantaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut jantung, gelisah, panik, depresi, serta sering berhalusinasi. Para pengguna ganja biasanya melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara dihisap seperti halnya tembakau pada rokok.
c.Ekstasi
Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara illegal dalam bentuk tablet ataupun kapsul. Jenis obat ini mampu mendorong penggunanya berenergi secara lebih bahkan di luar kewajarannya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus dan bahkan dehidrasi. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi, di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.
Ekstasi termasuk jenis zat psikotropika yang diproduksi secara illegal dalam bentuk tablet ataupun kapsul. Jenis obat ini mampu mendorong penggunanya berenergi secara lebih bahkan di luar kewajarannya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus dan bahkan dehidrasi. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi, di antaranya diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur, dan hilangnya nafsu makan.
d.Shabu-Shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jenis zat ini menimbulkan dampak negatif yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna shabu-shabu di antaranya penurunan berat badan secara berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, dan hati, stroke, bahkan dapat diakhiri dengan kematian. Shabu-shabu dihirup asapnya. Para pecandu biasanya mengonsumsi shabu-shabu dengan menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan bong.
Shabu-shabu berbentuk kristal kecil yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jenis zat ini menimbulkan dampak negatif yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna shabu-shabu di antaranya penurunan berat badan secara berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung, dan hati, stroke, bahkan dapat diakhiri dengan kematian. Shabu-shabu dihirup asapnya. Para pecandu biasanya mengonsumsi shabu-shabu dengan menggunakan alat yang dikenal dengan sebutan bong.
e.Amphetamin
Amphetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat pada jaringan saraf. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat ini, di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak kasar dan berperilaku aneh.
Amphetamin merupakan jenis obat-obatan yang mampu mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat pada jaringan saraf. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat ini, di antaranya penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak kasar dan berperilaku aneh.
f.Inhalen
Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem, thinner, cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim disebut dengan ngelem. Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan otot-otot sarat, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.
Inhalen merupakan salah satu bentuk tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem, thinner, cat, atau sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim disebut dengan ngelem. Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan otot-otot sarat, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian
tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan
satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang menggunakan senjata
tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada
yang meninggal dunia.
Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian
tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung.
Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran
pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan
traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka
menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu
saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta suasana
yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh
norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang
ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan
tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah,
antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular
seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5 . Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan
sosial. Hal ini dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta atau nafkah yang
seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi malas
dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang
sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang
adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah
kegiatan illegal yang dapat dikenai sanksi hukum.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat keamanan
masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian
yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai hajatan.
Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun juga hal ini tetap
merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan
melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu
secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan
dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif
dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan
oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak,
dewasa, maupun usia lanjut.
Tindak kejahatan
pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang
cepat yang tidak dapat
diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di
masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat
pada umumnya.
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini
beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b.Dapat
menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat
menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang
lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah
meliputi hal-hal berikut ini.
a.
Dapat mengganggu keamanan,
ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b.
Merusak tatanan nilai, norma, dan
berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c.
Menimbulkan beban sosial,
psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d.
Merusak unsur-unsur budaya dan
unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku
penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada
umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum,
perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut
Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak
yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku
menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
a. Perilaku
menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
b. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
c. Tanggapan
terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
d. Perilaku
menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah perilaku
penyimpangan sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dari
berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial di rumah
memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun
keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga harus mampu
mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling memahami peran dan
kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun keterlibatan seluruh anggota
keluarga sangat dibutuhkan, namun orang tua memegang peran utama dalam
membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya.
Hal ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama
anak yang dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika orang
tua harus mampu memberi teladan bagi anak-anaknya.
Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyimpangan
sosial di lingkungan keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti
berikut ini.
a.
Menciptakan suasana harmonis,
perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b.
Menanamkan nilai-nilai budi pekerti,
kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.
Mengembangkan komunikasi dan
hubungan yang akrab dengan anak.
d.
Selalu meluangkan waktu untuk
mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus mampu memberikan bimbingan
atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.
Memberikan punnish and reward,
artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan
bersedia memberikan pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau
memperoleh prestasi.
f.
Memberikan tanggung jawab kepada
anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang dapat
dilakukan orang tua agar tercipta suatu komunikasi yang baik dengan anak,
sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau teladan, serta merasa
memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.
Sekolah merupakan lingkungan pergaulan anak yang cukup
kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di lingkungan sekolah memegang
peran utama dalam mengarahkan anak untuk tidak melakukan berbagai penyimpangan
sosial. Berbagai hal yang dapat dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya
mencegah perilaku penyimpangan sosial anak didiknya, antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan hubungan yang erat
dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang
seimbang.
b.
Menanamkan nilai-nilai disiplin,
budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
c.
Selalu mengembangkan sikap keterbukaan,
jujur, dan saling percaya.
d.
Memberi kebebasan dan mendukung
siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
e.
Bersedia mendengar keluhan siswa
serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai
permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
Lingkungan pergaulan dalam masyarakat sangat mampu
memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu tercipta lingkungan
pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat dijadikan tempat ideal untuk
membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal yang dapat dikembangkan dalam
masyarakat agar upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial dapat tercapai,
antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan kerukunan antarwarga
masyarakat. Sikap ini akan mampu meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong,
dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat
tercipta kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat diminimalisasikan.
b.
Membudayakan perilaku disiplin bagi
warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan
bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam belajar anak,
menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c.
Mengembangkan berbagai kegiatan
warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian,
atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan
masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut dapat
diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan
sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa malu jika
melakukan tindakan penyimpangan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
Para pelaku penyimpangan sosial memang sudah
selayaknya mendapatkan hukuman dari pihak yang berwajib. Akan tetapi, jika para
pelaku penyimpangan sosial tersebut masih dapat dibina, maka sebaiknya kita
kembangkan sikap simpati terhadap para pelaku penyimpangan sosial tersebut.
Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan
seseorang sebagai suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada perasaan
pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerjasama dengan pihak
lain. Sikap simpati dapat ditunjukkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa
ingin menolong, dan sebagainya. Perasaan simpati hanya akan dapat berlangsung dan
berkembang dalam diri seseorang bila terdapat saling pengertian.
Mengembangkan sikap simpati terhadap para pelaku
penyimpangan sosial bukan berarti kita menyetujui perbuatan mereka. Sikap
seperti ini justru dapat kita gunakan untuk menyadarkan perilaku mereka. Tentu
saja cara penyampaiannya dilakukan dengan tutur bahasa yang santun dan tidak
berkesan menggurui atau menghakimi. Cara-cara seperti ini pada umumnya lebih
mengena dan dapat didengarkan oleh mereka, karena mereka merasa lebih dihargai.
Contoh sikap simpati yang dapat kita kembangkan
terhadap para pelaku penyimpangan sosial, antara lain, meliputi hal-hal berikut
ini.
1.
Memberikan arahan berupa
contoh-contoh dan dampak negatif dari perbuatan menyimpang yang telah atau
biasa mereka lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan atau berjudi.
Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan akrab.
2.
Menggali informasi tentang bakat dan
kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku penyimpangan, kemudian memberi
motivasi agar mereka mau tergerak untuk mengembangkan kemampuannya ke arah
positif.
3.
Tetap memberikan kepercayaan kepada
mereka yang telah dicap sebagai pelaku penyimpangan dengan cara ikut
menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
4.
Turut serta dalam upaya menyadarkan
pelaku penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan melalui
pendirian pusat-pusat rehabilitasi atau penyuluhan-penyuluhan tentang
bahayanya.
VI.
Kesimpulan
Dari
wacana di atas dapat disimpulkan bahwa banyak berbagai bentuk penyimpangan –
penyimpangan sosial yang terjadi di dunia khususnya negara Indonesia. Ada
penyimpangan positif yaitu suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak
positif terhadap dirinya maupun masyarakat. Ada pula yang bersifat negatif yang
sering kita jumpai, diantaranya judi, tawuran, pelajar merokok,dll. Oleh sebab
itu bentengi diri anda agar tidak terjerumus ke hal-hal yang berbau tabu.
Dengan menghindari dari perilaku menyimpang kita akan merasa hidup bebas tanpa
ada tekanan dari dalam maupun luar.
VII.
Saran
Saran
saya perbanyaklah melakukan hal-hal yang positif atau menyibukkan diri seperti
berlatih mengerjakan soal-soal untuk kita yang masih berstatus pelajar. Jangan
menghambur-hamburkan waktu karena waktu tidak bisa dibeli sekalipun dengan
harga mahal. Jalani hidup ini seperti air yang mengalir tapi tak lupa kita
untuk berusaha menjadi yang lebih baik. Hidup yang neko-neko????. Jangan,,
karena kita hidup untuk mencari bekal kehidupan kelak yang kekal abadi.